Rabu, 15 November 2017

Upaya Internasionalisasi Bahasa Indonesia



Bahasa Indonesia  menjadi Bahasa Internasional? Mengapa Tidak..!
    Sekarang ini, pemerintah sedang gencar-gencarnya mencanangkan upaya internasionalisasi bahasa Indonesia. Banyak faktor yang mendukung internasionalisasi Bahasa Indonesia baik dari dalam maupun dari luar bahasa itu sendiri. Bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa yang dalam pengucapannya sesuai dengan abjadnya sehingga penutur tidak dibingungkan dengan cara penuturannya karena dibaca atau dilafalkan apa adanya . Penulisan bahasa Indonesia menggunakan huruf latin yang sudah digunakan secara internasional ,tidak seperti bahasa Jepang yang menggunakan huruf kanji sehingga akan sulit untuk dipelajari khusunya bagi orang asing
Terlebih lagi struktur Bahasa Indonesia itu sangatlah  sederhana karena tidak mengenal aturan waktu dan jenis kelamin. Berbeda dengan bahasa lain yang cukup rumit dimana dalam penggunaannya menggunakan aturan waktu seperti dalam bahasa Inggris dan bahasa Prancis yang mengenal istilah feminim dan maskulin.
Dalam lingkup yang lebih luas.Menurut Matt Mullenweg (pemilik wordpress.com) bahasa Indonesia menduduki urutan ketiga di wordpress  setelah bahasa Spanyol. Selain itu  juga dijadikan Bahasa Resmi ke-2 di Vietnam oleh pemerintah karena melihat adanya keperluan untuk mempelajari bahasa Indonesia, mengingat kemungkinan meningkatnya hubungan bilateral kedua negara di masa depan.
  Dalam dunia pendidikan ,bahasa Indonesia telah dipelajari di lebih dari 45 negara di dunia. beberapa diantaranya adalah Australia, Vietnam, Mesir, dan Italia .Di negara tetangga Korea Selatan, yaitu Jepang. Di sana ada lebih dari 20 perguruan tinggi yang mengajarkan Bahasa Indonesia sebagai mata kuliah pilihan. Di samping itu, ada pula universitas yang membuka jurusan bahasa Indonesia seperti Universitas Kajian Asing Tokyo, Universitas Tenri, Universitas Kajian Asing Osaka, Universitas Sango Kyoto, dan Universitas Setsunan. hal ini membuat bahasa Indonesia masuk ke dalam peringkat 10 besar bahasa yang paling banyak digunakan di seluruh dunia.
Bahasa Indonesia memiliki kekayaan kosa kata  karena tercipta dari gabungan bahasa-bahasa pedagang dari seluruh penjuru dunia yang dulu sempat singgah di Melayu, karena itu pula bahasa indonesia memiliki ribuan kata yang diserap dari bahasa beberapa bangsa di dunia.Jadi, sebenarnya bahasa Indonesia memili potensi yang sangat besar untuk menjadi bahasa Internasional
Namun, di sisi lain ada beberapa hal yang menhambat terjadinya  internasionalisasi bahasa Indonesia. Dilihat secara internal adalah penguasaan bahasa Indonesia oleh orang Indonesia sendiri masih kurang,juga   kecenderungan masyarakat  Indonesia yang  tidak bangga atas Bahasa Indonesia. Mereka lebih merasa bangga jika menggunakan bahasa asing dalam kehidupan sehari-hari. Pembangunan Indonesia yang lambat dan kurang berkembang juga mempengaruhi proses internasionalisasi. Sebagai gambaran apabila ada sarana umum yang tidak sesuai standar dan perekonomian yang tidak progesif membuat orang asing beranggapan Indonesia sebagai Negara yang terbelakang,dan berpandangan bahwa indoneia tidak penting dimata dunia.
Sedangkan ancaman dari luar (eksternal) adalah pesatnya pengaruh bahasa inggris yang sudah terlebih dahulu menjadi bahasa internasional ihampir semua Negara dunia. Selain itu, meluasnya peran Amerika dalam berbagai aspek kehiupan masyarakat dunia, dimana Amerika sudah menjadikan bahasa resmi adalah bahasa inggris.
Ada beberapa upaya yang dapat kita lakukan guna mendorong proses internasionalisasi bahasa Indonesia, seperti menggunakan bahasa Indonesia saat pergi ke luar negeri. Upaya ini dapat dilakukan saat kita sedang berlibur atau ketika kita mengisi suatu seminar di luar negeri. Itu secara tidak langsung akan membuat orang mengenal bahasa Indonesia dan bahkan menarik mereka untuk belajar bahasa Indonesia.
Ada pula dua hal strategis yang mendukung perluasan pengguna bahasa Indonesia , yakni tingginya tingkat produktivitas dalam bidang ilmu pengetahuan dan penggunaannya dalam bidang ekonomi. Tanpa dukungan kedua hal ini, sukar bagi bahasa Indonesia untuk terlihat penting dipelajari serta dipakai sebagai alat komunikasi lintas negara alias menjadi bahasa internasional.
Pertama, dari sisi ekonomi, bahasa apa pun itu akan dianggap penting untuk dipelajari jika negara asal bahasa tersebut memiliki kapasitas ekonomi mumpuni sebagai “pemberi hidup”. Saat ini, demi kepentingan kerja, banyak orang diharuskan menguasai bahasa asing tertentu. Kita merasa perlu mempelajari bahasa asing itu, sebab memiliki kepentingan ekonomi jika tidak disebut kebergantungan dengan mereka.
Kini sesuai klaim pemerintah, negeri ini sedang mengalami pertumbuhan ekonomi, yang berpotensi “memberi hidup” bagi orang asing. Artinya, Indonesia akan menjadi tempat yang menarik bagi pencari kerja mancanegara. Sudah tentu, mereka seharusnya perlu menguasai bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Pada konteks ini “nilai tukar bahasa Indonesia” semestinya pada posisi tawar yang memadai. Akan tetapi, kondisi ekonomi tidak otomatis menjamin naiknya posisi “tawar bahasa” tersebut. Diperlukan peran negara untuk mewujudkannya. Sebagai contoh, pemerintah bisa mewajibkan setiap pekerja yang datang untuk berbahasa Indonesia. Upaya ini untuk menjaga agar bahasa Indonesia tetap menjadi “tuan” di negeri sendiri. Mereka yang berkepentingan pasti memenuhi tuntutan tersebut.
Kedua, terkait penggunaan bahasa pada konteks pengembangan ilmu pengetahuan. Sebagai contoh, banyak orang harus belajar bahasa asing karena memiliki kepentingan untuk studi di luar negeri. Mereka yang akan mendalami ilmu pengetahuan di negara benua Amerika atau Eropa, misalnya, diharuskan menguasai bahasa Inggris, sebab itulah bahasa dominan yang digunakan.
Melihat fenomena itu, penyebarluasan penggunaan bahasa Indonesia melalui pengembangan ilmu pengetahuan adalah hal strategis. Orang akan melihat perlu mendalami bahasa Indonesia kalau ilmu pengetahuan yang ditulis dan utamanya dikembangkan oleh ilmuwan asal (berbahasa) Indonesia dianggap memiliki kontribusi, penting untuk dipelajari. Ilmuwan (warga) negara lain akan merasa perlu menguasai bahasa Indonesia--dengan alasan efisien--jikalau mereka memandang pengembangan ilmu pengetahuan di negeri ini menunjukkan keunggulan. Artinya, harus ada upaya terus-menerus bangsa ini “memproduksi” ilmu pengetahuan oleh dan melalui bahasa Indonesia.Akan tetapi, untuk hal ini kita masih harus bekerja keras. Dunia akademik kita masih menggantungkan diri pada literatur berbahasa asing. Karya ilmuwan luar negeri masih mendominasi ruang-ruang kuliah kita. Ilmuwan perguruan tinggi (PT) di Indonesia belum mandiri, untuk akhirnya lepas dari “cengkeraman” literatur (karangan) atau hasil penelitian ilmuwan negara berbahasa Inggris. Di sisi lain, produktivitas ilmuwan (berbahasa) Indonesia masih tergolong rendah.
Pappiptek-LIPI (2010) mencatat, dalam kurun waktu 2001-2010, lembaga penelitian dan pengembangan Korea Selatan (KAIST) mampu menghasilkan jumlah publikasi internasional sebesar 20.183 publikasi. Diikuti lembaga JST Jepang (13.604) dan CSIRO Australia (11.611). LIPI (Indonesia) hanya memiliki 417 publikasi ilmiah. Jumlah itu bahkan lebih rendah jika dibandingkan dengan negara ASEAN lain, seperti Singapura, Thailand, dan Malaysia. Selama kurun waktu yang sama, total publikasi nasional dan internasional dari tiga negara tersebut di atas 30.000, sedangkan Indonesia hanya menghasilkan total publikasi 7.843 atau hanya 25 persen. Padahal, penulisan hasil penelitian dan karya ilimiah--sebagai bentuk pengembangan ilmu pengetahuan--oleh ilmuwan (berbahasa) Indonesia, apalagi kemudian dipakai (dikutip) sebagai referensi pada penelitian-penelitian lanjutan, bisa menjadi sarana efektif untuk memperluas penggunaan bahasa Indonesia. Situasi ini menandakan bahwa penyebarluasan bahasa Indonesia melalui pengembangan ilmu pengetahuan masih perlu dikembangkan.

Sumber :
http://www.beritasatu.com/blog/nasional-internasional/3080-internasionalisasi-bahasa-indonesia.html (15/11/2017, 18.13)
http://iin24.blogspot.co.id/2014/03/potensi-bahasa-indonesia-sebagai-bahasa.html (15/11/2017, 18.17)

Penyusun :
1. Feby Dera Viangga (2101417019)
2. Riza Puri Ika Devi (2101417018)
3. Rika Rachma (2101417034)
4. Nova Ayu R (2101417025)




Kamis, 09 November 2017

Aku dan Kampusku Universitas Negeri Semarang


                           Aku dan Kampusku
                    Universitas Negeri Semarang

           Universitas Negeri Semarang adalah kampus impianku sejak kecil, ketika SMA kemarin saya sudah tidak bingung lagi untuk memikirkan akan melanjutkan kemana setelah lulus SMA, karna saya sudah teguh dan tetap pada pendirian saya yaitu kuliah di Unnes. Waktu terus berjalan, tiba saatnya mengisi formulir SNMPTN, saya sudah berfikir dengan baik cita-cita saya ingin menjadi guru Bahasa dan Sastra Indonesia, dengan itu saya memilih prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Negeri Semarang sebagai pilihan pertama dan pilihan yang kedua prodi Pendidikan Bahasa Jepang di Universitas Negeri Semarang, dan pilihan ketiga saya mengambil prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Negeri Yogyakarta. Dua dari pilihan itu saya mengambil di Universitas Negeri Semarang, karna sudah menjadi pilihan dan cita-cita saya bahwa Universitas Negeri Semarang adalah kampus masa depanku. Dan alhamdulilah setelah saya mengisi formulir di SNMPTN dan mengambil di Universitas Negeri Semarang saya di terima di prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Saya sangat bersyukur sekali karna doa saya dikabulkan sama Allah. Saya bisa kuliah di kampus yang saya impikan selama ini. Setelah saya melewati tahap demi tahapnya untuk menjadi mahasiswa baru di Universitas Negeri Semarang, dari Tes kesehatan sampai verifikasi di gedung Auditorium. Pada tanggal 13 agustus 2017 saya berangkat ke semarang, dan pada tanggal 16 agustus saya mengikuti kegiatan yang diwajibkan untuk mahasiswa baru 2017 yaitu ospek.
              Bagi saya perjalanan menjadi mahasiswa di mulai saat kita mengikuti OSPEK, yang pada tahun ini di Universitas Negeri Semarang yang dinamakan PPAK(Progam Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan). Saya merasa yang dinamakan PPAK itu ribet, karena kita harus menyiapkan barang-barang yang menjadi persyaratan untuk PPAK. Baik PPAK tingkat Universitas Negeri Semarang, Fakultas Bahasa dan Seni, maupun di Jurusan. Tapi saat hari H PPAK saya menyadari kalau penugasan-penugasan itu sebenarnya bertujuan baik. Seperti saat PPAK Universitas, mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni membawa slayer berwarna ungu, menyiapkan kertas karton, kertas manila, membuat co card (tanda pengenal) untuk identitas diri dan masih banyak lagi persyaratan lainnya. Waktu TM PPAK Universitas, saya belum memiliki gambaran persyaratan yang di bawa itu untuk apa. Pada wakti itu hari pertama PPAK, semua fakultas berkumpul di lapangan Atletik Fakultas Ilmu Keolahragaan, disana kita semua menyanyikan lagu mars unnes, lagu buruh tani, totalitas perjuangan, yel-yel Unnes dan juga jargon Unnes. Selain itu, kita juga meneriakkan jargon perfakultas masing-masing, berhubung jumlah mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni paling banyak diantara fakultas yang lain, Suara dan terikan jargon dari Fakultas Bahasa dan Seni yang paling luar biasa.
           Setelah PPAK Universitas, kita masih mengikuti PPAK Fakultas, yang tentunya tidak kalah seru dari PPAK Universitas. PPAK Fakultas Bahasa dan Seni di laksanakan tiga hari berturut-turut, kegiatannya sangat seru dan asyik. Kita bisa mengenal banyak teman, karena kita diajak permainan dengan teman-teman,nah maka dari itu kita bisa mengenal banyak teman baru. Tapi satu hari sebelum PPAK Fakultas saya sempat berfikir , di PPAK Fakultas ini kakak seniornya (Panitia) akan menyambut kita dengan cara yang bagaimana yaa? Aku kira akan membuat suasana menjadi tegang, seram, tapi ternyata pemikiranku salah, malah justru di PPAK Fakultas ini kakak-kakak senior menyambut kita dengan baik, dan juga ramah senyum. Selama PPAK Fakultas saya berangkat pukul 05.30, karena waktu TM sudah di kasih tau kalau waktu pelaksanaan PPAK jangan terlambat, dan aku menghindari itu semua, aku mencari aman agar tidak di hukum. Hari pertama PPAK mahasiswa baru di kumpulkan di lapangan B1 untuk mengikuti apel pagi, setalah itu kira-kira pukul 07.30 kita masuk ke gedung B6 untuk mendapatkan materi dari pemateri yang luar biasa, pemateri tersebut yaitu dosen dari Fakultas Bahasa dan seni, salah satunya yaitu dosen dari Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Selain mendapatkan materi kita juga mendapatkan informasi tentang UKM yang ada di Universitas Negeri Semarang.
           PPAK hari kedua, ketiga dengan susunan acara yang sama seperti PPAK hari pertama, pukul 07.30 memasuki ruangan B.6 tetapi mendapatkan materi dengan pemateri yang berbeda. Dan dipertunjukkan UKM yang ada, contoh UKM Remmo, dan juga ada yang dari fakultas yaitu Kesenian Jawa, Teater, dan masih banyak lagi. Di PPAK ini saya sudah berkenalan dengan banyak teman, ada yang dari Jakarta, Lampung, Jepara, Kudus, Pati, Brebes, Tegal, Semarang dan masih banyak lagi. Salah satu temen yang pertama aku kenal waktu masuk unnes pada saat verifikasi yaitu Lilis Avida Sari, dia berasal dari Purwodadi dan dia mengambil Prodi yang sama denganku yaitu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
             Setelah selesai PPAK Fakultas, masih di lanjut dengan OKPT( Orientasi Kepramukaan Perguruan Tinggi ) yang acaranya tidak kalah asyik dan menarik dari PPAK Fakultas. Sama hallnya pada waktu PPAK Universitas dan PPAK fakultas kita di beri persyaratan untuk di bawa yaitu di mulai dari membuat co card, membawa tali koor warna ungu, plastik hitam, kertas volio, membawa bendera merah putih kecil, dan masih banyak lagi. Dan ada satu lagi yang unnik yaitu kita disuruh foto memakai seragam pramuka lengkap untuk di unggah di Instragram dan membuat Caption yang terbaik dan foto terkeren dan pemenangnya akan di umumkan di Gedung Auditorium UNNES.
                Acara OKPT ini diisi dengan kegiatan yang menarik, ceria, lucu, dan gembira yang pada hari kita di bagi menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok akan dilombakan, seperi lomba membuat pionering, jargon, yel-yel terkece, dan kelompok tergiat juga di lombakan, dan juga ada putra putri perwakilan dari kelompok untuk mengikuti cerdas cermat dan menjadi putra dan putri okpt 2017.
            Saya kira setalah OKPT selesai sudah tidak ada lagi kegiatan. Dan ternyata masih ada yaitu Kegiatan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Di acara jurusan ini sangat membantu mengembangkan bakatnya. Ada lomba membaca puisi, pentas seni dan masih banyak lagi. Acara jurusan ini dinamakan GEMA(Gebyar Mahasiswa) yang dalam acara ini terdapat tahapan-tahapan, ada temu teknis, selisik BSI, SIMABA, dan selingkar BSI. Dan ternyata kakak-kakak senior kita memiliki ide-ide yang kreatif dan cemerlang. Dari beberapa mahasiswa baru jurusan bahasa dan sastra Indonesia ini di bagi menjadi beberapa kelompok. Dan nama dari kelompok itu sangat kreatif dan tidak monoton atau mudah ditebak. Pemberian nama kolompok mahasiswa baru oleh kakak senior kita mengambil nama dari jenis-jenis puisi, yaiti ada Balada, Epigram, Septima, Ode, Himne dan masih banyak lagi.
              Pengalaman saya menjadi mahasiswa baru di Universitas Negeri Semarang sangat berkesan, berkenalan dengan banyak teman, dari teman yang beda Fakultas beda Jurusan, sampai tema yang satu Program Studi bahkan menjadi satu rombel. Pengalaman ini sangat berkesan bagiku, pengalaman ini tidak akan pernah saya lupakan dan akan slalu aku kenang. 

Selasa, 07 November 2017

Pengalaman Saya Menjadi Mahasiswa Baru di Universitas Negeri Semarang

Bagi saya perjalanan menjadi mahasiswa di mulai saat kita mengikuti "OSPEK" , di Universitas Negeri Semarang pada tahun 2017 ini di namakan dengan Program Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan atau biasa disebut dengan PPAK. Awalnya saya merasa PPAK itu ribet, karena kita harus menyiapkan semua yang menjadi persyaratan untuk PPAK, baik dari PPAK Universitas, Fakultas, maupun Jurusan. Tapi saat hari PPAK universitas itu tiba saya menyadari kalau penugasan-penugasan yang di berikan kepada mahasiswa baru itu sebenarnya bertujuan baik. Seperti saat PPAK Universitas kita di suruh membuat identitas diri, yang dari fakultas Bahasa dan Seni membawa slayer ungu, dari Fakultas Hukum membawa slayer merah maroon, dari fakultas Ilmu Sosial membawa slayer warna merah dan seterusnya. Nah,  mahasiswa baru di kumpulkan di Lapangan Atletik FIK, disana menyanyikan lagi Totalitas perjuangan, buruh tani, mars Unnes sampai kita meneriakan jargonnya universitas, dan juga meneriakkan Jargon dan yel-yel perfakultas masing-masing, karena Fakultas Bahasa dan Seni jumlah mahasiswa barunya paling banyak, yel-yel dan jargon dari FBS yang paling bisa menggungcangkan  Lapangan atletik, Tapi fakultas lain walaupun Mahasiswanya tidak seperti FBS mereka semua tidak mau kalah, mereka juga lebih semangat untuk meneriakkan yel-yel dan jargonnya. Setalah selesei mengikuti kegiatan PPAK Universitas, masih ada kegiatan berikutnya yang tidak kalah asyik dan meriah dari PPAK Universitas loh yaitu PPAK Fakultas. Nah, karna jurusan saya Bahasa dan Sastra Indonesia ini termasuk Fakultas Bahasa dan Seni.Di PPAK fakultas ini kita juga masih di berikan persyaratan bahan-bahan yang akan di bawa saat PPAK fakultas, ada Slyer Ungu, Co Card, Permen 10 buah, air mineral 600ml, dan menggunakan pakaian baju putih rok hitam untuk perempuan dan untuk laki-laki baju putih dan celana kain hitam. Acara di Fakultas sangat asyik, senior menyambut kedatangan kita dengan ramah, baik hati dan tentunya sangat memperhatikan kita, apabila kita ada kesusahan untuk membuat co card pasti di bantuu. Dan acara di Fakultas yang paling berkesan saat Welcoming Party, H-5 sebelum acara WP(Welcoming Party) di bagi menjadi beberapa kelompok, dan setiap kelompok itu wajib untuk berpentas di panggung b-6, ada yang berpentas drama, puisi, dance, nyanyi dan masih banyak lagi. Ada juga Kegiatan Jurusan yang di bagi juga menjadi beberapa kelompok. Karena saya jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, senior kita sangat kreatif dalam membagi kelompok. Masing-masing kelompok di beri nama sesuai dengan jenis-jenis puisi baru yaitu ada Balada, Ode, Satire, Epigram, Septima, Soneta, dll. Acara di jurusan juga tidak kalah asyik dari PPAK universitas dan Fakultas. Dengan adanya kita mengikuti PPAK, agar kita semua bisa mengenal lingkungan Kampus Unnes, Ukm-ukm yang ada di Unnes, dan tentunya kita juga mendapat banyak teman, bisa berkenalan dengan teman dari luar jawa, yang tidak hanya mengenal dengan teman satu jurusan juga tapi juga mengenal dengan teman-teman dari Fakultas lain, seperti FMIPA, FE,FIP,FIS,FH,FIK, dan FT.